Monday, March 22, 2010

KOLOID DI SEKITAR KITA Bagian III

Apakah Anda sudah mencatat semua koloid yang terdapat di lingkungan hidup kita? Dari pengamatan pendahuluan yang telah Anda lakukan terhadap koloid, yaitu untuk membedakannya dengan larutan sejati dan campuran heterogen, diharapkan sudah cukup banyak koloid yang telah dikenali. Sekarang sebaiknya Anda mulai mengklasifikasi koloid-koloid tersebut.

Klasifikasi koloid berdasarkan kedua fasanya. Jika Anda memperhatikan suatu larutan, misalnya larutan gula dalam air, gula merupakan zat terlarut sedang air sebagai pelarutnya. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Karena koloid bukan larutan, maka istilah pelarut dan zat terlarut tidak dapat digunakan. Dalam koloid, fasa yang satu tersebar cukup merata ke dalam fasa kedua. Fasa pertama, walaupun menyebar, namun masih berupa gerombolan partikel yang berada diantara fasa kedua. Sehingga dapat dikatakan fasa I terdispersi dalam fasa II. Fasa I selanjutnya dinamakan Fasa Terdispersi dan Fasa II adalah Medium Pendispersinya.

Mengingat fasa terdiri atas padat, cair, dan gas, maka jenis koloid ada 8, karena campuran antara gas dan gas merupakan larutan sejati. Buatlah tabel jenis koloid dan berikan contohnya masing-masing. Dari tabel jenis koloid yang telah Anda buat, sekarang cobalah untuk mngenali fasa dan mediumnya dari contoh koloid di sekitar Anda.

Pergilah ke dapur, perhatikan kompor yang sedang menyala. Besarkan kompor itu, nyalanya akan tampak merah dan di atas api terdapat asap, atau di bawah panci terlihat jelaga. Angkat pancinya, tampak asap terus terjadi. Kecilkan api sampai berwarna biru, asap makin berkurang, akhirnya asap tidak terjadi lagi. Jelaga di bawah panci tentu berasal dari asap. Sedang apabila api itu berasap, warna api pasti merah? Mengapa merah? Warna api yang merah disebabkan oleh gerombolan atom-atom karbon yang melewati api, kemudian keluar dari api menjadi asap.

Sekarang, mengapa jika kompor dibesarkan, nyala api menjadi merah? Menurut Anda, darimana asalnya atom-atom karbon yang keluar menjadi asap? Mengapa kompor itu sendiri menyala? Tentu karena bahan bakarnya terbakar. Misal LPG yang digunakan sebagai bahan bakar, berarti asap tadi berasal dari LPG yang terbakar tidak sempurna. Kalau pembakaran LPG sempurna, warna nyala api biru, tidak terbentuk asap. Kalau tidak terjadi asap, kemana gerombolan atom-atom karbon dari LPG?

Nah sekarang pikirkan tentang reaksi pembakaran LPG. Pada pelajaran hidrokarbon Anda telah belajar bahwa semua jenis hidrokarbon jika dibakar sempurna, akan membentuk gas karbon dioksida dan uap ai. Sedang pembakaran yang kurang/tidak sempurna akan menghasilkan gaskarbon monoksida, bahkan juga karbon sebagai asap.

Dari peristiwa di atas, mana yang tergolong koloid? LPG, gas CO2, gas CO, uap H2O, gerombolan atom karbon di dalam api, atau di luar api sebagai asap? Apa ciri dari koloid? Harus memiliki dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan medium pendispersi. LPG itu bukan koloid, melainkan suatu campuran homogen (larutan) senyawa alkana, terutama propana dan butana. CO2, CO, H2O adalah zat tunggal. Gerombolan atom karbon dalam api? Api itu suatu energi. Api tidak digolongkan ke dalam koloid. Jadi yang tergolong koloid adalah asap, yaitu gerombolan atom karbon yang melayang di udara. Gerombolan atom-atom karbon yang berfasa padat sebagai fasa terdispersi dan udara tempat beradanya asap merupakan medium pendispersinya.

Cobalah lagi, kasur busa, apa tergolong koloid? Ya, fasa terdispersinya gas, mediumnya padat, jadi gas dalam padat. Apakah sekarang Anda sudah mampu menentukan dengan cepat fasa dan medium dari koloid yang terdapat sehari-hari? Bagaimana kesimpulan Anda untuk sementara ini tentang penentuan dengan cepat fasa dan medium suatu koloid? Jika benda yang Anda lihat berada di udara,berarti mediumnya gas, jika bendanya padat, berarti mediumnya padat. Asap berada di udara, maka mediumnya gas, jadi asap adalah koloid padat dalam gas (p/g). Sedang kasur busa adalah koloid gas dalam padat (g/p). Dengan cara yang sama, buatlah tabel koloid sehari-hari, tentukan fasa dan mediumnya, sertakan pula jenis koloidnya. Sampai jumpa pada Koloid Di sekitar Kita Bagian IV.

Sunday, May 31, 2009

Bagaimana sabun dapat membersihkan kotoran?

Sabun dapat membersihkan kotoran dari benda-benda yang dicuci, diantaranya pakaian, pecah belah, alat-alat dapur, juga tubuh kita. Mengapa sabun mampu melakukan itu? Bagaimana cara sabun membersihkan kotoran yang menempel pada benda?

Benda kotor yang sulit dicuci, umumnya disebabkan oleh adanya minyak/lemak yang membawa kotoran itu menempel pada benda. Kalau benda itu dicuci dengan air, tentu saja kotoran tidak dapat terangkat oleh air, karena air tidak dapat bercampur dengan minyak. Mungkin sebagian kotoran dapat larut ke dalam air, yaitu kotoran yang tidak bercampur dengan minyak. Kotoran yang tercampur dengan minyak tidak mungkin dapat berpindah ke air. Mengapa air tidak dapat bercampur dengan minyak?

Pada pembahasan tentang kepolaran molekul, air tergolong molekul polar sedang minyak merupakan molekul non polar. Banyak zat yang dapat larut dalam air, sehingga air tergolong pelarut universal. Zat-zat yang larut dalam air adalah zat-zat yang memiliki sifat sama, yaitu senyawa polar atau senyawa ion, karena terdiri atas ion-ion. Karena minyak terdiri atas molekul-molekul non polar, maka zat-zat yang dapat bercampur dengan baik juga tergolong molekul non polar.

Dua jenis zat dapat bercampur dengan baik apabila keduanya memiliki sifat yang sama untuk dapat saling tarik menarik sehingga menyatu. Campuran antara molekul polar dengan molekul polar dapat membentuk larutan karena mereka saling tarik menarik. Kutub positif pelarut tarik menarik dengan kutub negatif zat terlarut, demikian pula sebaliknya. Campuran antara molekul polar dengan senyawa ion, misalnya air dengan NaCl, kutub-kutub air mampu menarik kation dan anion hingga terpisah atau dikatakan terurai (terdisosiasi). Ion Na+ dikelilingi oleh molekul-molekul air dengan kutub negatif menghadap ke ion Na+ dan ion Cl- dikelilingi oleh molekul-molekul air yang kutub positif menghadap ke ion Cl-. Campuran antara molekul-molekul non polar juga dapat membentuk larutan, karena masing-masing molekul tidak bermuatan/berkutub, maka walaupun mereka tidak mampu mengadakan tarik menarik, namun keduanya tidak tolak-menolak atau menghindar apabila mereka diaduk untuk disatukan. Maka bercampurlah mereka dengan baik.

Di atas diuraikan bahwa air dan minyak tidak dapat bercampur karena molekulnya yang satu polar yang lain non polar. Walaupun keduanya diaduk atau dikocok dengan keras, namun setelah dibiarkan, mereka kembali terpisah menjadi dua lapisan. Tampak adanya suatu lapisan pemisah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak ingin bercampur, tegangan permukaannya tinggi. Seakan satu sama lain bersikeras tidak mau menyatu. Sehingga terjadi suatu batas sebagai lapisan yang memisahkan keduanya. Seakan molekul-molekul air bergandengan merapat menutup rongga-rongga diantara mereka agar molekul-molekul minyak tidak dapat menerobos masuk. Begitu juga halnya dengan minyak. Seakan mereka telah menyiapkan suatu barisan terdepan yang rapat untuk melawan molekul-molekul air yang akan menyerang masuk.

Sekarang mencari alasan mengapa sabun dapat membersihkan kotoran yang mengandung minyak/lemak. Minyak/lemak merupakan gliserida, yaitu suatu ester gliserol. Gliserol adalah alkohol trivalen, rumusnya CH2OHCHOHCH2OH. Rumus umum minyak/lemak adalah CH2COORCHCOORCH2COOR. Sedang rumus umum sabun adalah RCOONa. Dalam air, ion-ion Na+ terlepas dari ion-ion RCOO-. Rantai R pada sabun bersifat non polar sedang –COO- merupakan anion. Sehingga rantai R bersifat hidrofob sedang –COO- bersifat hidrofil. Oleh karena itu –COO- menarik molekul air sedang rantai R tidak dapat menarik air, namun mampu menarik minyak yang juga hidrofob. Karena setiap partikel sabun menggandeng molekul air dan minyak, maka mereka bertiga menyatu. Campuran ini tidak dapat homogen seperti larutan sejati, yaitu larutan yang zat terlarut dan pelarutnya bercampur dengan baik tanpa bantuan. Campuran air dan minyak dengan bantuan sabun dikenal sebagai emulsi dan sabun berfungsi sebagai pengemulsi atau emulgator. Emulsi adalah salah satu jenis koloid, yaitu suatu campuran antara homogen dan heterogen. Emulsi tergolong koloid cair dalam cair; fasa terdispersinya minyak, medium pendispersinya air.
Nah demikianlah, penjelasan tentang kemampuan sabun sebagai emulgator dalam menyatukan minyak dan air, walaupun terbatas sebagai koloid, bukan larutan sejati.

Monday, April 27, 2009

TERBENTUKNYA DELTA DI MUARA SUNGAI

Di muara sungai, air sungai yang sering keruh dan berwarna coklat bertemu dengan air laut yang umumnya jernih. Di tempat ini terdapat gundukan tanah yang dinamakan delta. Mengapa di muara sungai dapat terbentuk suatu delta? Delta ini terbentuk karena air sungai yang keruh coklat, membawa berbagai jenis kotoran dan tanah bertemu dengan ion-ion yang terdapat di air laut, mengalami koagulasi.

Air sungai yang setiap hari tampak keruh coklat itu merupakan suatu koloid. Karena keruh, dapat diduga bahwa zat-zat yang menyatu dengan air sungai itu mayoritas berfasa padat. Koloid yang fasa terdispersinya padat dan medium pendispersinya cair, yaitu air, dinamakan sol. Dikatakan bahwa air sungai adalah koloid padat dalam cair (padat/cair atau s/l). Suatu koloid merupakan campuran antara homogen dan heterogen. Hal ini menjelaskan bahwa bagian terkecil koloid berupa sekelompok partikel yang tersebar dalam medium pendispersinya. Masing-masing kelompok ini dapat stabil dalam waktu yang cukup lama berada diantara mediumpendispersi, karena dilindungi oleh ion-ion tertentu yang diadsorpsi oleh kelompok partikel tersebut. Oleh karena itu koloid memiliki muatan tertentu.
Air laut rasanya asin, berarti mengandung garam. Garam yang diperoleh dari air laut dan sehari-hari dikenal sebagai garam dapur, rumus kimianya NaCl. Walaupun kandungan garam dalam air laut tidak hanya NaCl, namun kandungan terbanyak adalah NaCl. Jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa ini adalah ikatan elektrovalen atau lebih terkenal sebagai ikatan ion, karena ikatan ini menunjukkan adanya gaya elektrostatik antara ion-ion Na+ dengan ion-ion Cl-. Oleh karena itu pada uji daya hantar listrik air laut, lampu menyala dan terjadi banyak gelembung gas. Dapat disimpulkan bahwa air laut menghantar listrik, sehingga dinamakan larutan elektrolit.

Pada saat air sungai bertemu dengan air laut, maka terjadilah perlucutan muatan koloid sungai oleh ion-ion dari air laut. Ion-ion yang berlawanan muatan ini tarik menarik, sehingga terjadi penetralan muatan. Karena pelindung atau selimut muatan koloid itu terlucuti, maka masing-masing kelompok partikel koloid itu menyatu dan menggumpal. Makin lama gumpalan itu membesar dan akhirnya akan mengendap menjadi gundukan tanah. Peristiwa ini merupakan koagulasi koloid oleh elektrolit.

Thursday, April 23, 2009

KOLOID DI SEKITAR KITA Bagian IV

Sejauh ini Anda telah berupaya mengenali berbagai jenis koloid dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata kebutuhan hidup sehari-hari, makanan, minuman, obat-obatan, kosmetika dan yang lain, banyak yang berupa koloid. Peranan koloid demikian besar. Fungsi koloid tentu didasarkan pada sifat-sifat koloid tersebut. Untuk itu, maka pada kesempatan ini Anda dapat mengamati berbagai sifat koloid.

Sifat-sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, tidak dapat menembus selaput semipermeabel, adsorpsi, bermuatan, koagulasi, dialisis, elektroforesis. Masih adakah sifat koloid yang lain? Tambahkan pada daftar sifat. Sifat-sifat mana yang dapat Anda amati dengan mudah mudah di rumah? Sifat-sifat mana yang dapat Anda amati di lingkungan sekitar dan sifat-sifat mana yang dapat diamati di laboratorium?

Nah, Anda perlu membuat ringkasan sifat-sifat koloid, kemudian merancang pengamatan, baik di rumah, di luar rumah, maupun di sekolah.

Di samping diberikan 4 macam ilustrasi campuran dua macam zat. Dari ke empat campuran itu, yang pertama tampak paling homogen, sedang campuran keempat paling heterogen. Sebelum melakukan pengamatan, pikirkan dahulu perbedaan campuran ini, buatlah klasifikasi. Manakah yang tergolong koloid? Berikan alasannya. Jika salah satu atau lebih dari campuran itu bukan koloid, apa bedanya dengan koloid?

Gunakan buku pelajaran yang Anda miliki. Kalau Anda memerlukan pustaka lain, gunakan buku BSE. Anda dapat mendownloadnya dari internet. Selamat belajar.

Sunday, April 19, 2009

MANFAAT AIR BAGI KEHIDUPAN Bagian I

Tidak mungkin kehidupan dapat berlangsung tanpa air. Semua makhluk hidup memerlukan air. Air merupakan bagian penting dalam tubuh makhluk hidup. Bagaimana makanan dapat dicerna, bagaimana sari makanan dapat diserap, apa yang terjadi apabila makhluk hidup hanya terdiri atas zat padat, tanpa setetes airpun yang mengalir dalam tubuh. Bagaimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang, bagaimana hewan dapat berjalan jika unsur-unsur yang menyusun tubuhnya padat, kering, keras bagaikan batu padas. Bagaimana pula dengan kita. Tak terbayangkan, tak terpikirkan sedetikpun apabila suatu saat nanti dunia kehabisan air. Insya Allah hal ini tidak akan pernah terjadi.

Dari uraian di atas tampak bahwa begitu besarnya manfaat air bagi kehidupan. Pada kesempatan ini pembahasan utama ditujukan pada manfaat air yang sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan, yaitu air sebagai pelarut universal.

MENGAPA AIR MERUPAKAN PELARUT UNIVERSAL?
Air merupakan pelarut universal karena mampu melarutkan dan menguraikan banyak zat. Suatu zat yang larut dalam air, berarti zat tersebut tersebar merata diantara molekul air. Sebagian zat hanya larut saja dalam air, tidak terurai. Sebagai contoh gula, C12H22O11(s) rasanya manis. Padatan gula terdiri atas molekul-molekul C12H22O11. Di dalam setiap molekul ini terdapat ikatan kovalen dan molekul-molekul ini bersifat polar. Pada waktu Anda mengaduk gula dalam air, molekul-molekul gula hanya tersebar merata, tidak terurai menjadi atom-atom C, H, dan O. Oleh karena itu larutan yang dihasilkan rasanya tetap manis. Jadi walaupun padatan gula sudah tidak tampak lagi, namun sifat gula masih tetap.
Proses pelarutan gula dalam air tergolong proses fisis, karena perubahan yang terjadi hanya perubahan fisis. Gula yang semula berfasa padat berubah menjadi cair karena molekul-molekul gula menyebar diantara molekul-molekul air. Karena molekul-molekul gula tidak rapat lagi, Anda tidak dapat melihat padatan gula. Jika Anda ingin memperoleh kembali padatan gula, Anda harus memisahkannya, yaitu melalui penguapan. Apabila semua air telah menguap, Anda dapat memperoleh kembali padatan gula itu.

Mengapa gula dapat larut dalam air, sedang minyak tidak dapat larut? Karena molekul-molekul air dan gula bersifat polar, air dan gula dikatakan sejenis. Sedang minyak bersifat non polar, jadi molekulnya tidak sejenis dengan air, maka tidak larut dalam air.

Peristiwa pelarutan gula dalam air dapat ditulis secara skematis sebagai berikut:
C12H22O11(s) + air à C12H22O11(aq)

Tanda (s) berarti (solid = padat) sedang (aq) adalah (aqueous = larutan dalam air). Molekul gula yang diberi tanda (aq) berarti setiap molekul gula dikelilingi oleh molekul-molekul air. Peristiwa ini dinamakan solvasi. Mudahnya air melarutkan zat-zat yang sejenis, misalnya gula, karena kutub-kutub yang berlawanan muatan antara molekul-molekul air dan gula saling tarik menarik. Gaya ini dinamakan gaya tarik antar molekul polar atau gaya tarik antar dipol-dipol.

Selain senyawa polar, air juga melarutkan senyawa ion. Karena keduanya bermuatan, maka dikatakan sejenis. Muatan yang berlawanan akan saling tarik menarik. Salah satu contoh senyawa ion adalah garam dapur, yaitu natrium khlorida, NaCl. Jika Anda mengaduk garam dapur dalam air, Kristal garam yang terdiri atas ion-ion Na+ dan Cl- ikatannya akan putus, sehingga pada saat diaduk, partikel yang tersebar merata di dalam air adalah ion. Dikatakan bahwa NaCl dalam air terurai menjadi ion-ion Na+ dan Cl-. Kejadian ini dapat ditulis sebagai suatu persamaan penguraian zat oleh air, sebagai berikut:

NaCl(s) + air à NaCl(aq)
NaCl(aq) à Na+(aq) + Cl-(aq)

Kedua persamaan di atas dapat dituli secara langsung sebagai berikut:
NaCl(s) + air à Na+(aq) + Cl-(aq)

Sejauh ini telah diuraikan bagaimana air mampu melarutkan senyawa polar dan senyawa ion. Larutan yang dihasilkan dapat diuji daya hantar listriknya, untuk mengenali apakah larutan yang terbentuk tergolong non elektrolit, elektrolit lemah atau elektrolit kuat. Menurut percobaan uji daya hantar larutan, semua senyawa ion dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantar listrik. Sedang senyawa kovalen ada yang non elektrolit, elektrolit lemah, dan elektrolit kuat. Senyawa asam, basa, dan garam merupakan elektrolit. Asam lemah dan basa lemah merupakan elektrolit lemah, sedang asam kuat dan basa kuat adalah elektrolit kuat. Semua garam bila larut dalam air, selalu tergolong elektrolit kuat.

Contoh terdahulu, yaitu larutan gula merupakan contoh larutan non elektrolit, dan larutan garam dapur sebagai contoh larutan elektrolit kuat. Larutan elektrolit lemah, contohnya asam cuka, CH3COOH dan asam oksalat, H2C2O4. Asam khlorida, asam sulfat, natrium hidroksida adalah contoh asam dan basa kuat.

Bagaimanapun, air tidak dapat melarutkan semua zat. Diatas telah disinggung bahwa minyak tidak dapat larut dalam air. Jika Anda mencampur minyak dan air, walaupun dikocok, mereka akan terpisah menjadi dua lapisan. Campuran ini tergolong heterogen. Mengapa dua macam zat cair seperti minyak dan air tidak dapat bercampur secara homogen menjadi suatu larutan? Karena kepolaran zat tidak sama. Air adalah molekul polar, sedang minyak tergolong molekul non polar. Zat-zat yang molekulnya bersifat non polar tidak dapat larut dalam air. Pelarut yang sesuai untuk minyak adalah senyawa non polar pula. Senyawa-senyawa seperti minyak, yaitu senyawa organik, yang umumnya non polar, pelarutnya harus senyawa non polar. Contoh pelarut organic adalah alkohol dan eter. Kelompok senyawa ini akan dibahas tersendiri.

Thursday, April 16, 2009

KOLOID DI SEKITAR KITA Bagian II

Pada bagian I Anda telah mengenal adanya campuran heterogen dan homogen. Untuk selanjutnya, jika orang mengatakan campuran gula dengan air, atau air gula, maksudnya adalah larutan gula. Karena gula mudah larut dalam air, maka campuran ini digolongkan campuran homogen atau larutan. Orang tidak memasalahkan bahwa gula dan air sebelum dicampur masih terpisah menjadi 2 fasa, yaitu padat dan cair. Kalimat "Campuran gula dengan air" sudah menunjukkan bahwa mereka sudah bercampur homogen menjadi larutan.

Campuran yang benar-benar heterogen adalah suatu campuran yang satu sama lain tidak saling melarutkan, atau mereka tidak dapat bercampur secara homogen, jika diaduk. Contohnya pasir dengan gula, beras dengan kacang hijau, bubuk susu dengan bubuk coklat, serbuk besi dengan serbuk belerang.

Mengenai bahan-bahan kosmetika seperti hand and body lotion dan cleansing cream. Melihat kekeruhannya, bahan ini sepertinya tergolong campuran heterogen. Namun jika Anda lebih cermat memperhatikannya, keruhnya itu merata sekali atau dapat dikatakan homogen. Dengan pertimbangan itulah tentu Anda berpikir bahwa bahan itu terdiri atas 2 fasa, walaupun kedua fasa itu sepertinya homogen. Bahan seperti ini memang tergolong campuran antara homogen dan heterogen, tidak murni homogen dan tidak murni heterogen. Campuran inilah untuk selanjutnya digolongkan sebagai campuran koloid, atau lazimnya disebut Dispersi Koloid , Sistem Koloid atau Suspensi halus. Suspensi kasar sendiri sudah termasuk campuran heterogen.

Koloid merupakan campuran antara larutan sejati dengan campuran (heterogen) atau suspensi kasar. Apakah perbedaan antara ketiga jenis campuran ini? Perbedaan dalam hal apakah yang sebenarnya terjadi diantara mereka? Apakah koloid terdiri atas satu fasa atau dua fasa? Jika Anda berpikir satu fasa, berarti kedua zat yang dicampur menyatu, atau bercampur secara homogen. Koloid tentu terdiri atas 2 fasa, karena walaupun tampaknya serbasama, namun Anda masih dapat mengenali kedua fasa tersebut, yaitu dari kekeruhannya.

Tugas Anda sekarang adalah mencari bahan-bahan lain di sekitar rumah yang dapat digolongkan sebagai koloid, seperti kosmetika yang telah dibahas di atas. Setelah Anda mencatat bahan-bahan itu, periksa kembali catatan Anda, bandingkan ketiga kelompok campuran yang telah Anda bedakan menurut perdiksi Anda. Cermati dengan baik, adakah bahan yang membuat Anda ragu, termasuk larutan sejati, koloid, ataukah campuran (suspensi kasar). Untuk meyakinkan apakah klasifikasi Anda benar, harus dilakukan tindak lanjut, yaitu melakukan observasi berdasarkan sifat-sifat khas masing-masing campuran.

Diantara ketiga campuran di atas yang paling sukar diamati adalah suatu koloid yang menyerupai larutan sejati. Menurut sifat koloid, makin stabil koloid itu, makin menyerupai larutan sejati. Makin tidak stabil, koloid itu akan makin mudah menggumpal, atau dikatakan mengalami koagulasi, maka koloid itu makin menyerupai campuran heterogen atau suspensi kasar.

Tuesday, April 14, 2009

KOLOID DI SEKITAR KITA Bagian I

Benarkah koloid ada di sekitar kita?

Untuk mengetahui bahwa koloid ada di sekitar kita, terlebih dahulu baca informasi tentang koloid. Namun sebaiknya Anda cermati dahulu tentang campuran berbagai bahan kimia yang dapat diklasifikasikan sebagai campuran heterogen dan campuran homogen.

Jika Anda menuangkan air ke dalam gelas berisi gula, Anda tetap dapat melihat bahwa di dalam gelas terdapat air dan gula. Berarti di dalam gelas terdapat dua fasa, yaitu air yang berfasa cair dan gula berfasa padat. Campuran ini dinamakan campuran heterogen yang selanjutnya sering disebut sebagai campuran saja.

Walaupun campuran di atas heterogen, namun jika Anda mengaduknya, maka gula tidak kelihatan lagi. Kemana gula itu? Dikatakan bahwa gula tercampur secara homogen dengan air. Apa artinya? Pada saat Anda mengaduk gula dalam air, butiran gula makin kecil, kemudian tidak kelihatan. Gula yang sebelumnya berfasa padat, molekul-molekulnya terjejal rapat sehingga Anda dapat melihat gerombolan molekul sebagai padatan. Sewaktu padatan itu mengecil, berati molekul-molekul gula tersebar diantara molekul-molekul air. Akhirnya, padatan gula tidak kelihatan lagi, karena semua molekul gula telah tersebar diantara molekul air.

Setelah gula tercampur secara homogen dengan air, timbul pertanyaan, mengapa gula dapat berada diantara molekul air? Nah, Anda harus berpikir tentang perbedaan fasa padat dan fasa cair. Diatas telah dibahas bahwa pada fasa padat, molekul-molekul gula terjejal rapat. Karena air dapat mengalir, berarti molekul-molekul air tidak terjejal rapat. Diantara molekul-molekul air terdapat rongga-rongga yang terisi oleh fasa gas. Oleh karena itulah, dalam air terdapat gas oksigen terlarut sehingga ikan misalnya dapat hidup dalam air. Molekul-molekul gula memasuki rongga-rongga air, sehingga Anda tidak mampu melihat padatannya lagi. Dikatakan bahwa campuran yang terbentuk memiliki satu fasa, yaitu fasa cair. Campuran ini dinamakan campuran homogen, dan sering disebut sebagai larutan.

Sekarang perhatikan bahan-bahan kimia lain yang terdapat di rumah Anda. Klasifikasikan bahan-bahan tersebut, mana yang tergolong campuran dan mana yang termasuk larutan. Tulislah hasil pemikiran Anda dengan mengisi komentar yang ada di bawah artikel, saya akan berupaya meluangkan waktu untuk membantu Anda.

Apakah Anda memasukkan bahan-bahan kosmetika seperti hand and body lotion, cleansing cream ke dalam kelompok larutan atau campuran? Bagaimana pula dengan air teh, minuman kopi, santan dan susu? Kemana Anda mengelompokkannya? Jangan bingung, cermati dengan baik, dapatkah bahan-bahan di atas dikelompokkan ke dalam campuran atau larutan? Tidak dapat? Mengapa?